Friday, December 28, 2012

Penawar bagi hati



Hati merupakan nadi kepada organ lain.  Tanpa hati manakan bisa organ lain berfungsi.  Banyak perumpamaan Melayu menggunakan perkataan hati . Tetapi mengapa ada rasa tidak senang hati dikalangan sesama insan?   Berat Hati, makan hati, besar hati, busuk hati...Ya, perumpaan terakhir itulah yang banyak terjadi kini.  Busuk hati bersamaan dengki.  Ia penyakit yang menular antara kita. Saya kini diuji dan dilemparkan dengan pelbagai tohmahan oleh rakan sepejabat.  Namun saya berpegang kepada kata-kata  Mother Teresa, "Walaubagaimanapun kebajikan yang kita lakukan itu ditohmah, dikeji atau dicerca, jangan berhenti, teruskankan kebajikan itu."

Hairannya, sewaktu hamba Allah ini berada di tempat saya,  sering saya diperkecil dan dikutuk.  Acap kali difitnah sesama kumpulan dengan mengatakan saya ini anak emas...apa yang saya minta semua dapat.  Sedangkan semua itu tidak benar.  Saya berusaha sendiri untuk mendapatkan sesuatu.  KPI saya juga tidak seberapa, tetapi saya tidak pernah melenting sehingga mengeluarkan kata-kata seperti "Mati nanti jawablah." Lebih menyedihkan, saya diminta mengisi borang cuti separuh hari jika saya pulang lewat dari berjumpa supervisor saya di Shah Alam.  Apa yang ketara kini, waktu rehat kumpulan ini lebih lama dari masa yang saya ambil untuk pergi dan balek dari  Shah Alam. Pelikkan!  Ingin sekali saya berpesan kepada Hamba Allah ini, carilah penawar kepada hati saudara yang sudah tenat itu.  Pantaslah merawati ia. Pulihkan segera, memandangkan saudara masih belum lagi berpasangan walaupun usia sudah hampir-hampir senja. Saya cakna! Juga, Saya panjatkan doa semoga Allah swt memberi kelembutan dalam tutur kata saudara.  In sha Allah! 



Lagi-lagi tentang hati...di pojok kerjaku